(title : tertibnya enam delapan)
Di sekolahku, SMAN 68 Jakarta, berlaku tata tertib yang cukup tegas. Jika ada murid yang berani melanggar tata tertib yang telah dibuat oleh pihak sekolah, maka mereka harus menerima konsekuensi untuk mendapatkan poin pelanggaran. Poin pelanggaran tersebut diakumulasikan dengan baik oleh pihak kesiswaan sehingga poin pelanggaran yang telah kita buat pasti akan dilaporkan pada akhir semester
Saya akan menceritakan pengalaman saya mendapatkan poin pelanggaran untuk yang pertama kalinya (setelah kejadian tersebut, saya belum pernah mendapatkan poin pelanggaran lagi).
Jadi, di suatu pagi, saya pergi ke sekolah. Usai sampai, banyak guru yang menyambut di depan Masjid DU. Lalu Bu Islamudina menarik tangan saya dan memberikan kertas poin pelanggaran. Sebenarnya saya juga masih bingung kenapa saya diberikan poin pelanggaran. Setelah itu, Bu Is bilang kalau rok saya diatas mata kaki. Dia bilang saya berhak mendapatkan 5 poin. Terima kasih Bu Is!
Sebenarnya, setelah kejadian tersebut, sering dilakukan razia dadakan setelah literasi. Beberapa kali juga saya "kena" perihal rok yang menggantung. Jujur saya merasa tidak betah dengan memakai rok panjang, bahkan hingga menyapu lantai. Seringkali saya tersandung di tangga akibat rok panjang tersebut.
Menurut pendapat saya (perihal rok), sebenarnya setiap manusia berhak mendapatkan kenyamanan. Begitu juga saat kita berpakaian. Rok ngatung merupakan sebuah kenyamanan dan saya berharap pihak sekolah dapat menerimanya. Rok ngatung yang saya maksud juga bukan yang sangat ngatung. Dalam kata lain ya masih dalam batas wajar. Semoga sekolah bisa mempertimbangkan hal tersebut.
Saya akan menceritakan pengalaman saya mendapatkan poin pelanggaran untuk yang pertama kalinya (setelah kejadian tersebut, saya belum pernah mendapatkan poin pelanggaran lagi).
Jadi, di suatu pagi, saya pergi ke sekolah. Usai sampai, banyak guru yang menyambut di depan Masjid DU. Lalu Bu Islamudina menarik tangan saya dan memberikan kertas poin pelanggaran. Sebenarnya saya juga masih bingung kenapa saya diberikan poin pelanggaran. Setelah itu, Bu Is bilang kalau rok saya diatas mata kaki. Dia bilang saya berhak mendapatkan 5 poin. Terima kasih Bu Is!
Sebenarnya, setelah kejadian tersebut, sering dilakukan razia dadakan setelah literasi. Beberapa kali juga saya "kena" perihal rok yang menggantung. Jujur saya merasa tidak betah dengan memakai rok panjang, bahkan hingga menyapu lantai. Seringkali saya tersandung di tangga akibat rok panjang tersebut.
Menurut pendapat saya (perihal rok), sebenarnya setiap manusia berhak mendapatkan kenyamanan. Begitu juga saat kita berpakaian. Rok ngatung merupakan sebuah kenyamanan dan saya berharap pihak sekolah dapat menerimanya. Rok ngatung yang saya maksud juga bukan yang sangat ngatung. Dalam kata lain ya masih dalam batas wajar. Semoga sekolah bisa mempertimbangkan hal tersebut.
Komentar
Posting Komentar